Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bulan September ini menjadi bulan yang istimewa dengan adanya pencanangan Indonesia Peduli Fibrosis Paru atau Pulmonary Fibrosis Awareness Month.
Alhamdulillah Bunda dapat menghadiri salah satu agenda acaranya berupa webinar awam yang diselenggarakan oleh Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UI- RSUP Persahabatan "Mengenal Fibrosis Paru pada COVID-19"
Sesuai agenda, materi akan diberikan dalam 3 sesi dengan sub-topik yang tak kalah menarik.
Banyaknya simpang siur informasi tentang kesehatan yang membuat Bunda tidak mengerti, akhirnya tercerahkan dan yang pasti cara penyampaiannya sangat sederhana, sangat sesuai untuk masyarakat awam seperti kita.
MENGENAL FIBROSIS PARU
Sesi pertama dibuka oleh dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P(K) yang membawa materi berjudul " Fibrosis Paru Idiopatik (Idiopathic Pulmonary Fibrosis)".
Fibrosis paru adalah "skar" pada paru.
Mendengar kata skar, Bunda langsung teringat pada podcastnya Dedy Codbuzier dimana berulang kali menyebut kata itu ketika menceritakan proses dia sakit dan penyembuhan ketika terpapar covid-19.
Skar itu apa?
Ibarat kulit terkena luka bakar, maka akan ada bekas yang ditinggalkan di kulit.
Nah, terkait dengan fibrosis, artinya ada luka yang membekas di paru-paru. Dimana keberadaannya akan menghalangi fungsi baru sebagai sarana pertukaran oksigen, yang dapat menyebabkan sesak napas (napas yang berat) terutama saat berjalan/ beraktifitas.
Sebagai gambaran, kita diajak memahami seperti apa paru-paru yang sehat.
Seperti kita ketahui, paru-paru sebagai salah satu organ vital tubuh, ada dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Fungsi paru-paru adalah untuk bernapas, dalam 1 menit manusia bernapas antara 12 sampai 24 kali.
Ketika proses bernapas, terjadilah pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam darah. Oksigen yang kita hirup melalui hidung akan masuk melalui trakea (saluran napas besar), masuk ke paru-paru melalui cabang-cabang yang banyaknya sampai mencapai 23 dan tiba ke daerah yang paling dasar yang dinamakan dengan alveol. Di sinilah terjadinya pertukaran tersebut.
Paru-paru kita ternyata sangat istimewa.
Bisa sobat bayangkan ukuran paru-paru manusia. Dengan ukuran yang kecil tersebut, alveol yang adalah bagian paling mendasar, dengan bentuknya yang sangat tipis ternyata bila permukaannya di "jembreng"/ ditarik/ diperluas akan mencapai 150m2.
Bukankah luar biasa sekali kemampuan paru-paru kita yang dalam satu hari saja bernapas berjuta liter udara yang kotor, tetapi alveol paru kita tetap steril. Inilah salah satu mahakarya Allah SWT, tiada yang mampu menandinginya
Bila terjadi radang, skar yang muncul (pada paru-paru) akan terjadi terus menerus dan tidak bisa dihentikan. Bisa dibayangkan bila di alveol tadi terjadi radang akibat dari skar, tentunya proses pertukaran oksigen terhambat dan akibatnya manusia kesulitan bernapas.
Bila melihat gambar perbandingan di atas, nampak sekali perbedaan antara paru-paru yang sehat (healthy lung) di sebelah kiri dengan paru-paru yang mengalami fibrosis. Bila di lihat juga perbandingan alveol, dimana pada paru yang mengalami fibrosis, alveolnya penuh dengan skar (warna merah muda yang menyebar). Oksigen yang berwarna putih terhalang oleh skar, kesulitan untuk mencapai pembuluh darah.
Bisa di bayangkan bagaimana sulitnya pasien dengan fibrosis baru tersebut untuk bernapas.
Aduh, mengetahui sampai sejauh ini, Bunda jadi sesak napas. Tapi bukan fibrosis lho ...
Kita lanjut yuk, biar lebih paham lagi.
Tanda & Gejala Fibrosis Paru
- Sesak napas, namun tidak semua sesak napas yang terjadi adalah fibrosis paru.
- Batuk kering, walau sudah diobati masih terjadi
- Turun berat badan
- Bengkak pada jari (clubbing finger)
Deteksi Dini Fibrosis Paru
Fibrosis paru bisa terdeteksi secara dini melalui hal berikut:
- Riwayat keluarga yang fibrosis paru
- Riwayat autiomun, beberapa jenisnya memiliki manifetasi yang utama ke paru-paru dibandingkan pada organ lain
- Riwayat pekerjaan
- Sesak napas
- Batuk kering
Riwayat-riwayat di atas bila memang ada, menjadi catatan khusus untuk lebih aware terhadap gejala fibrosis paru.
Idiopathic Pulmonary Fibrosis
Idiopathic Pulmonary Fibrosis atau IPF adalah salah satu dari sekian banyak penyakit paru, termasuk covid.
Pulmonary Fibrosis terbagi menjadi yang sebabnya diketahui, misalnya karena autoimun dll, dan yang sebabnya tidak diketahui. Pulmonary Fibrosis yang tak diketahui penyebabnya inilah yang disebut Idiopathic.
Penyakit ini termasuk penyakit yang fatal, progresif (progressive), tidak bisa hilang (irreversible) dan tidak bisa di prediksi efeknya pada penurunan fungsi paru-paru (unpredictable decline function).
Kambuhnya bisa sewaktu-waktu, tanpa diketahui pemicu atau penyebabnya.
Dari penjelasan nara sumber, deteksi dini sangat penting agar bisa ditangani dengan lebih cepat baik dengan terapi maupun obat-obatan.
Nah, bagaimana menghadapinya?
- Mempertahankan kualitas hidup
- Terapi Oksigen pada tahap lebih lanjut
- Fisioterapi
- Obat-obatan anti fibrosis
Cara Pencegahan
- Pola hidup sehat
- Rehabilitasi paru
- BERHENTI MEROKOK
- Pengobatan & kontrol teratur oleh dokter
- VAKSINASI
KUALITAS HIDUP PASIEN FIBROSIS PARU
Di sesi kedua webinar awam Indonesia Peduli Fibrosis Paru, narasumber yang memberikan materi adalah dr. Fanny Fachrucha, Sp.P(K) dengan judul "Kualitas Hidup Pasien Fibrosis Paru".
Dalam kondisi normal, paru-paru bersifat lembut, sehingga memudahkan terjadinya proses pertukaran oksigen. Namun pada pasien yang mengidap Fibrosis Paru, akan merasa kesulitan bernapas karena adanya jaringan parut (skar) yang membuat paru menjadi kaku.
Sebagian pasien tidak merasakan gejala sesak napas, namun membahasakan kondisi yang berbeda seperti ngos-ngosan, cepat capek, lemas dll. Namun bila diikuti gejala lainnya seperti batuk kering,penurunan berat badan yang tidak jelas, nyeri otot dan sendi dan diikuti melebar dan membulatnya jari tangan & kaki (clubbing finger) sebaiknya aware/ peduli, dan segera memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab Fibrosis Paru
- Penyakit paru karena;
- Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF),
- efek lingkungan,
- efek pekerjaan,
- obat-obatan
- radiasi (radioterapi)
- penyakit autoimun, dll
- Bekas sakit TBC
- Penyakit bawaan
- Pasca infeksi paru lainnya
- Pasca infeksi covid-19
Kualitas Hidup Pasien Dengan Fibrosis Paru
Fibrosis adalah penyakit yang berkembang dalam jangka panjang dan berlanjut (kronik progresif).
- aktifitas sehari-hari terbatas seperti menyapu, naik tangga dll
- mudah lelah,
- gangguan tidur
- depresi
Cara Meningkatkan Kualitas Hidup
Fibrosis paru belum terlalu dikenal oleh masyarakat awam, sehingga bila ada gejala terutama sesak napas, tidak cepat diambil tindakan atau kurang aware.
Pada kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Sedangkan gejala, reaksi dan persepsi setiap orang/ pasien pun berbeda-beda. Ada orang yang lebih fokus pada gejala, atau ada yang lebih fokus pada emosi sehingga psikisnya terganggu.
Untuk meningkat kualitas hidup pasien, harus menggabungkan 3 persepsi berikut;
- gejalanya, harus diperbaiki
- emosional, harus diberi dukungan atau supporting system
- edukasi, agar pandangannya terhadap penyakit menjadi berbeda
Dukungan pada pasien fibrosis paru sangat diperlukan, yang diberikan tidak saja oleh tenaga medis namun juga keluarga. Harus bisa memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi, memberika kenyamanan dengan berkomunikasi dan berinteraksi dalam komunitas pasien IPF lainnya, memberikan edukasi dan pemahaman agar pasien bisa lebih mengkontrol emosi.
Tentunya ini tidak mudah ya sobat, namun bila dilakukan dengan baik dan benar ini akan memberikan dampak postif pada pasien. Apalagi secara umum penyakit fibrosis paru diikuti penyakit penyerta lain (komorbid), yang tentunya bisa membuat turunnya kualitas hidup pasien.
Mengingat penyakit ini sifatnya progresif, sangat dibutuhkan support baik secara klinis maupun psikis. Keterlibatan keluarga, teman dan lingkungan juga sangat dibutuhkan untuk membantu pasien bersemangat menghadapi penyakitnya.
Dari sisi medis salah satu yang dilakukan dokter adalah memberikan rehabilitasi paru yang dapat membantu;
- meningkatkan kemampuannya beraktifitas
- menurunkan sesak napas yang diderita
- menurunkan emosi dan tingkat kecemasan
- otomatis meningkatkan kualitas hidup
Salah satu cara untuk rehabilitasi paru adalah dengan latihan pernapasan.
Tips lain yang bisa dilakukan:
- Latihan phisik untuk menguatkan otot pernapasan dan paru, dengan gerakan yang diseuaikan dengan keadaan
- Makan dengan gizi seimbang
- Istirahat yang cukup
- Latihan tehnik relaksasi
- Pro-aktif untuk menhindari sakit (protokol kesehatan). Pasien fibrosis sangat rentan infeksi
- Vaksinasi sesuai keadaan sakit seperti pneumonia dan influenza
- Membiasakan kebiasaan sehat
- Hindari asap rokok
Hal Yang Perlu Diperhatikan Pasien & Keluarga
Segera mencari pertolongan bila kondisi berikut terjadi, pasien & keluarga harus segera menghubungi pihak medis atau ke rumah sakit;
- Sesak napas yang semakin berat
- Ada tanda-tanda infeksi saluran napas
- Dehidrasi / Tidak nafsu makan
- Keadaan lain yang membutuhkan perawatan rumah sakit
FIBROSIS PARU PASCA PNEUMONIA COVID-19
Materi terakhir disampaikan oleh dr. Dianiati Kusumo Sutoyo, Sp.P(K) dengan judul "Fibrosis Paru Pasca Pneumonia Covid-19".
Wah sobat, kalau pembicaraan terkait covid-19 jadi seru nih. Karena banyak tentang dampak dari virus ini yang kita masyarakat awam tidak tahu.
Yuk kita simak paparan Ketua Divisi Imunologi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Resporasi, FK UI - RSUP Persahabatan, Jakarta.
Pandemi covid-19 yang sampai saat ini masih belum selesai, memberikan dampak pada kesehatan pasien yang terpapar virus ini. Pada pasien covid, ketika proses recovery/ penyembuhannya terjadi fibrosis paru.
Tentunya tidak pada semua pasien covid terkena fibrosis paru, dan kalau pun terjadi fibrosis tidak akan menetap seumur hidupnya.
Umumnya pada pasien sempat dalam kondisi yang berat, pernah dirawat icu, walau pasien sdh negatif, ketika keluar dari rumah sakit bisa saja tetap merasa sesak napas. Dalam hal ini perlu diberi pemahaman kepada pasien bahwa proses resolusi akan terjadi bertahap.
Pada setiap pasien reaksi dari fibrosis ini tentunya akan berbeda, tapi secara umum kita tahu kejadian apapun bisa terjadi dan ada faktor-faktor yang berpengaruh seperti diulas sebelumnya.
Di setiap kerusakan pasti akan ada proses repair/ perbaikan. Namun kalau kerusakan itu luas dan terus menerus, proses perbaikannnya pun tidak mudah. Begitupun fibrosis yang terjadi pasca covid-19, perlu usaha dan waktu untuk proses resolusinya.
Di sini narasumber menyampaikan informasi tentang Sitokin Storm (Badai Sitokin) yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan.
Badai sitokin terjadi pada covid yang menimbulkan kerusakan pada proses perjalanan penyakitnya. Pada waktu virus menginfeksi sel, maka mulailah pada saat itu terjadi aktivasi respon tubuh. Dimana aktivasi tersebut bertujuan memberi signal/ respon atas datangnya sesuatu yang asing dalam tubuh, baik atau burukkan sifatnya.
Respon ini juga secara otomatis juga membangkitkan respon imun tubuh dan melepaskan zat-zat yang akan mengeliminasi sesuatu tersebut yang dinilai tidak baik. Zat-zat ini salah satunya adalah sitokin.
Zat sitokin ini sendiri ada bersifat inflamasi ada yang bersifat menahan sehingga tubuh menjadi seimbang.
Tetapi ada saat ketika respon tubuh kita itu berlebihan atau proses keseimbangan respon imun itu tidak bagus. Respon imun tidak bagus ini, bisa disebabkan karena virus itu sendiri.
Virus covid ternyata mempunyai kemampuan meloloskan diri dari deteksi respon imun tubuh kita. Bukan hanya sekedar mengelabui bahkan lebih dari itu secara sengaja mengganggu sistem respon imun tubuh. Sengaja ingin melemahkan sitem respon imun tubuh.
Akibat dari kondisi tersebut, terjadilah produksi sitokin yang berlebihan yang menimbulkan peradangan/ inflamasi.
Di sisi lain, proses covid itu sendiri menimbulkan gangguan secara langsung di pembuluh darah sehingga menimbulkan kebocoran-kebocoran dan mengganggu proses pembekuan darah.
Gangguan yang sifatnya sistemik inilah yang membuat sitokin-sitokin diproduksi dan dilepas oleh tubuh, yang akhinya berlebihan
Wah sobat, ternyata virus ini luar biasa sekali. Wajar saja bila perlu kerja keras yang sangat luar biasa untuk menghadapinya.
Faktor resiko fibrosis paru pada pasien covid-19 bila dalam kondisi;
- Usia di atas 50 tahun
- Derajat beratnya penyakit
- Lamanya dirawat di ruang intensif (ICU) dan lamanya menggunakan ventilasi mekanik
- Merokok, mempunyai resiko 1,4x lebih besar mendapatkan gejala berat bila terinfeksi Covid-19. Dan 2,4x lebih sering mendapatkan perawatan di ICU dan menggunakan ventilasi mekanik.
KESIMPULAN
- Fibrosis baru dapat terjadi karena injuri pada sel-sel/jaringan paru, menyebabkan kerusakan dan proses penyembuhan yang berjalan tidak baik
- Fibrosis paru pada infeksi covid-19, terdapat resolusi dengan waktu dimana progresifitasnya tidak sama dengan IPF.
- Faktor-faktor yang beresiko menimbulkan kejadian fibrosis paru, sebaiknya dikenali dan diantisipasi sejak awal sakit.
Pencanangan bulan September ini sebagai Pulmonary Fibrosis Awareness Month diharapkan membuat penyakit fibrosis ini dikenal makin luas. Tentunya akan meningkatkan kepedulian terhadap gejala. Semakin cepat penyakit ini terdeteksi, maka pengobatan pun akan lebih efektif.
Semoga kesehatan masyarakat meningkat lebih baik dengan Indonesia Peduli Fibrosis Paru.
Insya Allah Bunda akan terus membagi informasi-informasi yang bermanfaat, so jangan lupa untuk mampir dan mendapatkannya di Meja Dapur blognya Bunda Dina, atau kepo-in Instagram, Facebook dan Twitter Bunda.
Saya tahunya hanya TBC, ternyata ada jenis baru, fibrosis, ...
ReplyDeletePola hidup sehat memang salah satu cara agar terhindar dari penyakit itu,,,
Terima kasih bunda infonya
Sama-sama Pak Hamdan. Yg penting kita aware dengan kondisi kesehatan dan perkembangannya.
Deleteo maaf baru perhatikan. TBC beda dengan fibrosis. tetapi TBC bisa berdampak fibrosis
DeleteMasha Allah bunda resume webinarnya super lengkap. Makin paham aku tentang fibrosis paru. Bacanya ngeri gmn gt karena paru2 kan organ vital ya :( yang sehat juga perlu treatment latihan pernafasan nih untuk deteksi dini dan biar makin fit lagi.
ReplyDeleteSehat2 bunda :)
Insya Allah kita semua sehat
DeleteMasyaAllah informasi ini bermanfaat sekali, Bunda. ilmu baru tentang kesehatan, khususnya paru. Makasih sudah sharing selengkap ini, bun :)
ReplyDeleteSemoga bermanfaat dan membantu kita aware dengan kesehatan
DeleteMasya Allah bun...resume webminarnya lengkap komplot banget...
ReplyDeleteCocok jadi sekretaris ne bunda...hehe
Terima kasoh sharingnya ya bun
Haduh... Jangan jadi sekretaris.. Bisa pingsan
DeleteFibrosis Paru akhir-akhir ini meningkat angka kejadiannya seiring dengan pandemi. Bersyukur atas karunia kesehatan yang tiada duanya ini... Salam sehat ya bunda...
ReplyDeleteNulis tentang kesehatan ketika ada teman blog yang dokter juga itu deg-deg an. Sampai baca berulang dan denger lagi rekaman webinarnya, takut salah mengutip. Maafkan daku kalau ada yang salah ya dok🙏
DeleteIya nie, kosakata skar iti berapa kali diulang-ulang dalam podcast om Deddy ya Bun, aku juga sampe kepo apaan artinya. Untung Bunda ngingetin lagi nie.. Detail banget lho ini bun, jadi tau tentang fibrosis paru.
ReplyDeleteIya... Kalau gak gitu, kita gak tau apa itu skar
DeleteWah.. Bunda hebat tulisannya panjang mulu.. Keren
ReplyDeleteIsinya juga daging semua.
Terimakasih informasinya bunda..
alhamdulillah, semoga bermanfaat
DeleteLengkap sangat bu tulisannya, keren.
ReplyDeleteYang sulit bagi saya adalah menghindari lingkungan para perokok, yang notabene kaum adam kalau lagi ngobrol santai, ada saja 1-2 orang yang merokok, sehingga timbul kekhawatiran terjangkit penyakit akibat menjadi perokok pasif
Ya benar. apalagi di Indonesia, cenderung yang bersalah malah orang yang tidak merokok ... hehe...
DeleteTulisannya lengkap sekali bunda^^
ReplyDelete.
Latihan pernafasan ternyata bermanfaat sekali ya khususnya untuk paru-paru. Kalau ikut yoga gitu berarti cocok juga ya bun :D
iyaaaa... insyaallah. makanya Bunda yoga antara lain karena ingin mengatur kecukupan oksigen di seluruh tubuh dan membantu paru-paru bekerja dengan baik
DeleteWah, ternyata bunda ikut yoga yaa :D
Delete.
Aku dulu ikut thai chi sih bun, disana melatih pernafasan juga^^
Semoga bisa aktif latihan lg nih biar bisa jaga kadar oksigen dalam tubuh..
Masya Allah, bunda dina masih sempat ikut event beginian ya, senang deh punya teman dan panutan yang share informasi sangat bermanfaat begini. Kamsia bunda dina
ReplyDeletesama-sama Pak Gie. Kekhawatiran kita semua sama, membuat kita harus rajin memilah dan memilih informasi.
DeleteUlasannya lengkap bun, berasa ikut webbinar secara langsung nih. Sekaligus artikel ini sebagai pengingat pentingnya menjaga pola hidup dan kesehata. Sehat2 ya bund
ReplyDeleteSelamat menambah wawasan ya...
DeleteKereeeen, Bundaa. Aku baru tahu istilah fibrosis ini. Terima kasih sudah sharing, Bundaa
ReplyDeleteSama-sama say. Bunda juga belajar dari situ, hikmah pandemi
Deletemasya Allah bund aku. memyimak sampai akhir kok ilut ngos ngosan ya,. aku jujur juga baru paham setelah membaca ulasan ini tentang fibrosis terus aku langsung begidik saat resiko perokok 14 kali lipat akau auto inget bapakku hiks
ReplyDeleteini bagus bun layak bund abersemangat menulisnya.
Iya.. Serem banget efek asap rokok. Kita pikir kita aman krn gak merokok, ternyata sama aja... Beresiko
DeleteTq supportnya say...
perokok pasif jatuhnya tuh resiko berbahayanya lebih tinggi dari perokok aktif sedihkan bun hiks
DeleteNah, baru tahu istilah skar ini. Biasanya ga pernah tahu mau membahasakan apa,paling-paling bekas luka.
ReplyDeleteIya... Gara-gara pandemindan Dedy Codbuzier, bisa nambah ilmu
DeleteIlmu baru banget nih bagi aku, Bund, kadang kalo terlalu lama di ruang ac yang suhunya dingin banget tau-tau batuk aja gitu kayak kerongkongan kering banget, pas liat bagian gejala fibrosis ada batuk auto merinding, semoga cuma batuk kering minta minum aja deh :/
ReplyDeleteterima kasih info bermanfaatnya Bunda :D
Intinya aware... Biar gak bablas
DeleteTernyata ada macam-macam penyakit paru-paru ya. Selama ini yang pernah kudengar masih seputar TBC, PNEUNOMIA, Covid, radang paru. Terimakasih informasinya bunda, jadi pingin merutinkan latihan pernafasan ..
ReplyDeleteiya, baru viral sekarang karena covid
DeleteMasyaAllah sharing yang lengkap, narasinya sangat membantu untuk diriku yang awam
ReplyDeleteAlhamdulillah... semoag bermanfaat
DeleteSerem juga ya, kebayang sulitnya bernafas karena sebagian paru dipenuhi skar. Semoga sehat2 terus ya Allah.
ReplyDeleteInsya Allah... aamiin
DeleteAku pernah liat temanku pas asmanya kambuh bun. Ya Allah aku yang liat pun jadi nyesek juga. Jadi bisa kebayang disini kalo Bunda bilang saat oksigen terhalang oleh skar, sehingga bikin sesak napas bagi orang dengan fibrosis ini. Duh semoga kita ga ngalami ini ya Bun.
ReplyDeleteInsya Allah... aamiin...
DeleteMasya Allaah... Ini lengkap banget resum webinarnya mbaa... Super lengkap malah.. heheheh kereen sekalii...
ReplyDeletesemoga bermanfaat
DeleteKeren bun tulisannya, barakallah
ReplyDeleteJadi berasa kuliah lagi karena diingatkan kembali dengan banyak istilah kesehatan. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari segala penyakit ya bun
aamiin yra ...
DeleteLengkap sekali jadi dapat banyak informasi penting. Pernah mendampingi ibu yang mendapat skar pada parunya, luar biasanya penjuangannya.
ReplyDeleteBenar Mbak.... menyaksikan perjuangan beliau pasti tidak mudah
Deletemasyaa Allah lengkap banget buun infonya, duh gimana yang perokok ya bun :'(
ReplyDeleteBerusaha untuk berhenti, itulah yang terbaik
DeleteMasya Allah, lengkap sekali penjelasannya Bunda. Pas liat tulisan "idiopathic" langsung inget "oh yang gak diketahui sebabnya ya" soalnya mantan pacar dulu mengidap autoimun ITP wkwk
ReplyDeleteOrgan tubuh kita kompleks sekali ya, Bun. Ga kebayang ada luka di dalam paru2. Semoga sehat selalu Bunda!