Halo sobat Bunda, … senang sekali kita bisa berjumpa kembali 😊
Suasana dimasa pandemi membuat kita semua merasa kurang nyaman. Pembatasan yang dibuat, membuat kita merasa seakan-akan terkurung dan terkungkung. Silaturahmipun menjadi sangat terbatas, hanya terfasilitasi melalui dunia maya.
Beberapa waktu yang lalu, Bunda sempat ikut serta dalam webinar yang diselenggarakan oleh IKBI Perkebunan Nusantara, dengan thema “ Merajut Hikmah Silaturahmi Di Tengah Pandemi Covid-19” dimana dalam kesempatan tersebut ditampilkan Dr. (HC) Ari Ginanjar Agustian sebagai narasumber yang akan memberikan tips bangkit di masa pandemi ini.
Seperti biasa, kita mulai segala aktifitas dengan ucapan …
IKBI Perkebunan Nusantara
IKBI adalah organisasi yang menaungi semua istri karyawan yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara. Kegiatannya cukup beragam namun fokus pada aktifitas memberikan wawasan dan pengetahuan yang bisa dimanfaatkan oleh anggota, keluarga maupun lingkungannya.
IKBI PT Perkebunan Nusantara membawahi 14 cabang yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia. Dan untuk webinar tanggal 4 Juni 2021 ini, yang menjadi tuan rumah adalah IKBI PTP Nusantara VI yang berada di propinsi Jambi.Kemajuan teknologi ternyata bisa memperkuat tali silaturahmi, walaupun pada kenyataannya anggota IKBI tersebar di berbagai pelosok negeri.
IKBI PT Perkebunan Nusantara VI
Berada di salah satu provinsi di pulau Sumatera, IKBI PT Perkebunan Nusantara VI yang dipimpin oleh Ibu Nana Iswan ini menaungi anggotanya yang berada di wilayah Jambi. Tepatnya 4 kebun berada Sumatera Barat dan 11 kebun tetap di sekitar Jambi. Selain itu juga membawahi anggota di 3 anak perusahaan.
Salah satu unit usaha yang dikelola PT Perkebunan Nusantara VI yang namanya cukup dikenal hingga ke luar negeri adalah Teh kayu Aro yang juga menjadi salah satu sponsor acara ini.
Sedikit mengulas Teh Kayu Aro yang sangat dikenal dengan Teh-nya para Ratu Belanda. Sensasi menikmati secangkir Teh Kayu Aro seperti sedang menjelajahi kebun teh terluas di dunia dalam satu hamparan. Sebagai industri teh yg didirikan pada jaman Belanda pada tahun 1925 menjadikan Teh Kayu Aro sebagai salah satu monumen industri teh bersejarah di dunia, dimana produksinya diekspor ke berbagai negara dan telah diakui kualitasnya.
WEBINAR
Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB oleh 2 orang pemandu acara yang menggunakan busana khas Jambi, dengan tudung tengkuluk yang unik dan menarik.
Dalam kesempatan itu, sangat beruntung para peserta dapat bertatap muka langsung dengan Bapak M. Abdul Ghani selaku Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara juga Pembina IKBI Perkebunan Holding, beserta Ibu Rizkiyah Abdul Ghani selaku Ketua IKBI Perkebunan Nusantara.
Tak lupa untuk memperkuat silaturahmi, tuan rumah juga mengundang para istri mantan pimpinan. Keluarga tetaplah keluarga, walaupun keberadaannya tidak lagi bersama-sama.
Kepada seluruh peserta yang hadir, Ibu Lisa Erick Thohir mengingatkan untuk tetap bersemangat dalam menghadapi masa pandemi ini. Beliau berulang kali mengingatkan bahwa di balik kesulitan selalu ada kemudahan, dan ujian yang datang saat ini adalah untuk mengangkat derajat kita.
Dr. (HC) ARI GINANJAR AGUSTIAN
Berangkat dari kalimat kunci Ibu Erick Tohir tentang di balik kesulitan selalu ada kemudahan, dan ujian yang datang saat ini adalah untuk mengangkat derajat kita, Bapak Ari Ginanjar Agustian memberikan wawasan sekaligus tips yang bisa diserap dan dimanfaatkan Ibu-ibu untuk mentransformasi pikiran dan membawa dampaknya pada keluarga dan lingkungan.
Sebagai motivator dari ESQ, Beliau sangat pandai meramu penampilan juga kata sehingga tanpa disadari oleh semua yang hadir, mereka terlibat penuh dengan acara tersebut dan nampak riang gembira.
Tetap dengan slogan senyum kanan 2 senti, senyum kiri 2 senti, diikuti juga dengan euforia rasa bahagia yang ditampilkannya membuat semua ikut tersenyum dan pada akhirnya tergiring masuk dalam zona gelombang Alpha, rileks dan menyenangkan.Dalam kesempatan itu dijelaskan bahwa seorang ibu pada dasarnya adalah Centre of Interest. Apa dan bagaimana seorang ibu berpikir, bertutur dan berperilaku akan memberi dampak pada sekitarnya.
Dalam kondisi pandemi saat ini, sangat disadari bahwa setiap orang dapat masuk dalam pola pikir dan suasana yang negatif. Dan mengingat perannya sebagai centre of interest, para ibu selayaknya menata ulang perilaku, pola pikir dan tutur kata agar mendapat manfaat yang positif. Sehingga lingkungan bisa ikut bergerak ke arah yang positif juga.
Ini benar-benar harus dipahami. Dan akhirnya juga disadari oleh narasumber tersebut, terutama ketika Beliau sempat terpapar Covid-19. Berbagai perasaan dan pikiran timbul ketika mengetahui kondisi tersebut.
3 Jenis Kondisi Orang Yang Terkena Covid
Pada dasarnya orang yang terpapar Covid-19 akan berada dalam 3 kondisi:
- OTG / Orang tanpa Gejala, dimana dia tak merasakan apa-apa tetapi hasil PCRnya positif
- Menengah, dimana dia merasakan serangan virus dalam beberapa gejala, tetapi masih mudah untuk bernapas normal
- Berat, ketika mulai merasakan sesak dan sulit untuk benapas.
Dalam kondisi OTG sekalipun, beberapa orang tidak mampu mengatasi pikiran negatif yang timbul. Mengapa demikian? Karena fokus yang dimilikinya lebih kepada rasa apatis, takut dan lain-lain yang menurunkan semangat.
Dengan kondisi yang masih belum seberapa saja dia tak mampu mengendalikan, bagaimana pula bila kondisinya masuk pada situasi yang lebih berat?
Ketakutan akan rasa sakit, rasa ditinggalkan, kematian membuat diri seakan sudah mati sebelumnya waktunya.
Ada satu kisah menarik tentang fokus dan pola berpikir, mengambil dari film pendek The Train.
KISAH NICK SITZMAN (1942)Berangkat dari kisah pekerja kereta api yang mempunyai tingkat kecemasan tinggi, selalu khawatir akan hal buruk yang akan menimpa. Padahal hidupnya bisa dibilang sudah sangat baik, mempunyai pekerjaan tetap yang nyaman, tubuh yang sehat, temannya pun banyak karena dia mudah bergaul juga telah berkeluarga dengan dikarunia seorang anak.
Suatu ketika para karyawan diberitahu bahwa mereka diberi kesempatan istirahat lebih cepat karena ada perayaan. Namun nahas, Nick terkurung dalam kereta pendingin tanpa seorangpun yang tahu. Kereta pendingin itu kedap suara, sehingga walaupun Nick menggedor dan berteriak hingga serak, tidak ada seorangpun yang mendengar.
Merasa putus asa, Nick mulai berpikir akan kematian.
“Jika tidak ada yang mengeluarkan, aku bisa mati kedinginan.”
Ketika itu dia menemukan sebuah pisau kecil, dan mulai membuat guratan, selayaknya surat wasiat yang ditujukan kepada istrinya.
Dia menulis,"Disini sangat dingin, tubuh saya semakin mati rasa. Jika saya tertidur. Ini mungkin kata terakhir saya."
Setelah waktu istirahat habis, barulah para karyawan menyadari bahwa temannya terkurung di dalam kereta pendingin, namun sayangnya ketika ditemukan Nick telah meninggal dunia. Dan yang paling mengenaskan, ternyata kereta pendingin tersebut sedang tidak beroperasi. Suhu di dalamnya sekitar 50 derajat, dan ketersediaan oksigen pun sebenarnya masih mencukupi untuk dia bertahan hingga para karyawan datang menolong.
Nick merasakan ancaman yang sejatinya ada dalam pikirannya sendiri. Dia telah membunuh diri sendiri dengan kekuatan pikirannya.
Begitupun dalam menghadapi situasi pandemi ini.
Seperti yang dituturkan oleh Bapak Ari Ginanjar, pada akhirnya dia berterima kasih pada covid karena melalui kondisi terpapar vitrus ini, dia akhirnya mendapatkan pencerahan. Quality time bersama Tuhan, mengevaluasi lagi apa yang pernah dilakukan dan hanya fokus pada hal yang positif.
Alhamdulillah akhirnya beliau sehat hingga dapat berdiri di harapan lebih dari 3000 peseeta webinar dan bisa membagi energi postif pada semua orang.
3 Tips Bangkit Di Masa Pandemi
Gerak: postur tubuh kita akan menentukan sikap kita. Cara mengubah mindset dalam waktu cepat berada di gerak, bukan di pikiran. Semakin dalam pikiran buruk di olah, ketika itu juga hal negatif akan semakin dalam terolah.
Sebaliknya, bila kita lawan dengan gerak ke hal yang positif, maka akan mengalirkan energi positif kepikiran.
Fokus: Bercermin pada kisah Nick Sitzman, fokuslah pada ekspektasi bukan apresiasi. Kalau kita fokus pada apesiasi, kita hanya menghargai apa yang tadi di dapat. Sehingga ketika itu hilang, otomatis ekspektasi tadi ikut hilang. Akhirnya pikiran dirundung pada hal negatif.
Yang membuat bahagia adalah ketika fokus di arahkan pada apresiasi / menghargai apa yang dimiliki. Jangan fokus pada kata kapan atau mengapa, tapi lebih kepada Alhamdulillah/ mensyukuri
Kata: Ucapkan hanya tentang hal yang baik dan positif. Dan yakini bahwa dibalik kesulitan selalu ada kemudahan.
Tegakkan tubuh, katakan saya sehat, saya focus, saya semangat
Kesimpulan
Hari ini kita berkumpul, untuk mendapatkan semangat. Dan semangat sejati datangnya dari Allah.
Kita terima ini adalah Covid, lalu kita berusaha mencari solusi dengan vaksin, juga melaksanakan 3M (protokol kesehatan).
Jadikan ujian ini sebagai kepompong yang mengikat kita, membungkus kita. Untuk melahirkan kupu kupu yang memiliki sayap yang indah untuk terbang
Kita semua tahu dan sadar bahwa keadaan ini begitu menekan, tetapi kita harus yakin bahwa ini semua bisa berakhir dan melahirkan generasi yang terbaik untuk menyongsong masa depan.
Setiap istri wajib memberi dukungan pada suami. Bisikkan kepada mereka bahwa kamu bisa, dipilih oleh negara, dipilih oleh Allah untuk mengangkat harkat dan derajat bangsa ini.
Sedikit yang tertinggal dari acara ini, doorprice dari para sponsor seperti dari Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Wardah, Bogasari dll. Yang terutama adalah Kayu Aro Tea yang di tanam di dataran tinggi Gunung Kerinci. Termasuk teh berkualitas terbaik. Insya Allah Bunda akan bercerita khusus mengenai teh ini untuk sobat semua, so jangan jauh-jauh dari Meja Dapur blognya Bunda Dina atau main-main ke Facebook dan Instagram Bunda.
Hadiah-hadiah ini tentunya ini ikut memompa energi positif bagi seluruh peserta terutama yang beruntung mendapatkannya.
Masha Allah ulasan yg lengkap ya bund. Dari covid malah memperbanyak bersyukur . Luar biasa pak Ari Ginanjar
ReplyDeleteMasyaAllah bunda, tulisan ini menyejukkan hati banget..
ReplyDeleteAlhamdulillah... Narasumbernya yang mantap
DeleteBun, btw itu tulisan arabnya pake gambar ya? Gak ketara loh mungkin karena sama, sama2 putih ya heheh
ReplyDeletePakai hambar, trus pas di print latarnya transparant
DeleteBetul sekali, Bundaaa. Aku setuju kita harus menerima Covid ini dan terus berikhtiar ya, bund. Tetep semangat menebar manfaat ya, Bund :*
ReplyDeleteAamiin... Insya Allah
DeleteSeru banget ya bunda acaranya.. Selain bermanfaat, bisa bersilaturahmi juga dengan keluarga yg lain walaupun secara virtual..
ReplyDeleteAlhamdulillah... Lumayan bisa lihat-lihat wahah kawan lama walau sebatas lebar layar
DeleteLuar biasa. Tulisannya rapi jali, isinya padat penuh materi... Makasih ya bun, salam sehat...
ReplyDeleteAlhamdulillah.. Makasih Dok. Belajar tanpa akhir... 😁
DeleteMiris aku baca kisah NICK SITZMAN ini bun. Di awal pandemi aku juga begini, stress akut, apalagi berita covid begitu masiv, takut terinfeksi sampai mengindari interaksi, anak-anak dikurung dirumah lebih kurang 3 bulanan tanpa keluar sedikitpun. Duh mengingat saat itu aku takut. Untung skrg situasi berubah, kondisi mental jauh lebih baik, sekarang tau cara pencegahan, bikin ga perlu worry berlebihan.
ReplyDeleteYa.. Itu di alami oleh semua orang. Bunda termasuk awal mengalami unian, sept 2020 anak Bunda terpapar covid, otg. Isoman di rumah. Suasana lebih ke tegang secara psikologis.
DeleteAlhamdulillah setelah melalui ini semua, bisa jauh lebih memahami kondisi
Pasti snagat mengena materi yang disampaikan Pak Ary. Apalagi kalau sampai ke Alfa aduh menyentuh banget. Btw diajari gerakan senam sama Pak Ary kah mb?
ReplyDeleteWaktunya terbatas, karena bukan fullday training. Maybe next time. Tapi itupun ibu-ibu berhasil dibuat beliau relaks dan enjoy
DeleteMasyaAllah. Alhamdulillah bermanfaat ka Dina. Thank you for sharing.
ReplyDelete🙏
DeletePernah berada pada posisi nick,,
ReplyDeleteTapi alhamdulilah tulisan ini memberikan pencerahan