🙚 Kulit Buah Nanas & Apel 🙝
Hai...
Bunda auto nyanyi nih 😄, menyanyikan lagunya mbak Maissy Pramaisshela, penyanyi cilik yang kini sudah menjadi dokter.
Sobat Bunda kenal gak? Wah … jangan-jangan ketika itu sobat semua belum lahir ya? Ayo di intip di youtube, menambah koleksi lagu anak yang sesuai usia lho.
Kali ini Bunda mau bincang-bincang seputar urusan perdapuran, memanfaatkan limbah kulit buah.
Hmmm… kulit buah Bun? Memangnya bisa dibuat apa? 😮
Jangan bengong gitu dong, ntar laler masuk tuh 😊...
Ketika Bunda bercerita bercerita tentang kompos dari sampah, sobat tentunya sudah membaca bahwa bahan bahan baku untuk membuat kompos tersebut berasal dari kulit buah dan sisa sayuran.
Nah kini Bunda mau berbagi informasi lagi mengenai bagaimana memanfaatkan limbah kulit buah selain untuk dibuat kompos. Pada dasarnya sebagian besar kulit buah bisa dimanfaatkan kembali.
Bila kita kembalikan pada masa sebelum adanya bahan pangan alternatif atau majunya teknologi pangan, justru masyarakat banyak memanfaatkan bahan alami. Makin luasnya pengetahuan terutama tentang menjaga kesehatan, saat ini justru banyak yang kembali menggali kearifan sumber daya alam, salah satunya dengan mendayagunakan limbah buah-buahan.
Ohya ... disini Bunda mengganti istilah sampah dengan limbah, agar lebih nyaman pembahasannya karena yang akan dihasilkan berupa minuman.
Nah… biar tidak penasaran, yuk kita bahas lebih lanjut
LIMBAH RUMAH TANGGA
Seperti yang sudah Bunda ceritakan sebelumnya, limbah yang dihasilkan sebuah rumah tangga terdiri dari:
- Limbah Sayur / Buah dari dapur
- Limbah Hewani dari dapur
- Limbah sisa masakan dari dapur
- Limbah ranting & dedaunan dari halaman
- Limbah plastik, botol, kertas, besi dll
- Dll
Dimana semuanya dipilah dalam 2 kategori;
- Limbah Organik
- Limbah Non Organik
Kulit Buah termasuk limbah dapur organik, yang bisa didaur ulang dan bermanfaat.
Untuk menunjang kesehatan kami sekeluarga rutin minum juice buah, yang otomatis menyumbangkan limbah yang melimpah. Nah disinilah otak Bunda bekerja untuk memanfaatkannya.
Buah Nanas
Sobat Bunda suka buah nanas?
Buah eksotik yang dalam bahasa latin disebut ananas comosus ini sangat menyegarkan dengan rasa khas manis dan asam. Layaknya seorang raja, penampilan buah ini menjulang dengan mahkota hijau bertengger di ujung buahnya.
Tidak hanya di Indonesia, banyak negara yang juga mengkonsumsi nanas. Bahkan pada tahun 2016, Kosta rika, Brasil dan Filipina menyumbang hampir sepertiga produksi nanas dunia.
Ada yang menarik bila sobat Bunda mempelajari buah nanas diolah oleh warga Meksiko. Selain menjadikan daging buahnya menjadi makanan, ternyata mereka juga memanfaatkan kulit buahnya menjadi minuman khas yang dinamakan TEPACHE.
TEPACHE
Tepache adalah minuman probiotik khas Meksiko yang berasal dari fermentasi buah nanas. Rasanya manis dan segar dengan aroma khas nanas. Bahan baku utamanya adalah kulit dan daging buah nanas yang dimaniskan dengan gula bernama piloncillo, sejenis gula merah dari tebu yang mirip dengan gula jawa biasa.
Minuman ini enak disajikan dingin tentunya dan diberi taburan bubuk kayu manis. atau, pada saat membuatnya sudah di tambahkan batang kayu manis untuk menambah sensasi aromanya.
Karena melalui proses fermentasi, tentunya minuman ini mengandung soda. Sebagai minuman probiotik, tepache memiliki manfaat untuk melancarkan saluran cerna dan meningkatkan imunitas tubuh.
Cara Membuat TEPACHE
- 2 buah ukuran sedang/ besar
- 300-400 gram brown sugar / gula aren
- 2,5 liter air matang
- 1 buah toples KACA kapasitas minimal 3 liter (harus lebih besar volumenya dibanding jumlah air)
- Kain kasa/ saputangan untuk menutup wadah
- panci untuk merebus
- saringan
- Didihkan air di dalam panci lalu masukkan gula, aduk hingga larut, sisihkan. Karena akan dibuat minuman, Bunda biasanya mendidihkan semua airnya, walau yang dipergunakan untuk melarutkan gula hanya sebagian. Sobat bisa mendidihkan sebagian saja lalu selebihnya menambahkan air yang sudah matang atau air mineral.
- Sambil menunggu air mencapai suhu ruang, kita siapkan buah nanasnya.
- Sebelum dikupas, buah nanas dibersihkan betul-betul agar tidak ada kotoran yang menempel.
- Kupas nanas seperti biasa dengan menyisihkan kulit juga mata buah, susun di dalam toples. Bila kulitnya terlalu besar, bisa dipotong lebih kecil namun jangan dicincang. Untuk toples, wajib berbahan kaca ya, karena ada proses fermentasi yang sifatnya asam.
- Tuangkan semua air, termasuk larutan gula, kedalam toples hingga kulit dan mata nanas terendam semuanya. Aduk pelan sambil ditekan-tekan agar buah terkumpul di bawah. Buahnya yang tak terendam air, akan berpotensi membusuk dan merusak proses pembuatan tepache
- Tutup permukaan/ lubang toples dengan kain kasa / saputangan dan ikat dengan karet / tali. Kain kasa jangan terlalu jarang, agar tidak ada binatang yang masuk, misalnya semut atau lalat buah. Dan jangan juga terlalu rapat agar udara yang mengandung mikroorganisme mudah untuk keluar masuk.
- Setelah 24-36 jam, lakukan pengecekan. Proses fermentasi akan memunculkan gelembung / buih putih di permukaan cairan.
- Tepache bisa dinikmati setelah 2-3 hari, namun sebelumnya saring dulu untuk memisahkan ampas nanas dan air. Lebih lama fermentasi, rasa minuman ini akan semakin asam begitupun makin hangat suhu ruangan proses fermentasi bisa lebih cepat. Untuk percobaan pertama, ada baiknya dicek setelah 48 jam.
- Minuman tepache yang berlebih bisa di simpan dikulkas, dan dihabiskan sebelum 3 hari agar sodanya tidak makin keras. sedangkan ampas nanas bisa dimasukkan dalam composter bin.
Buah Apel
Buah ini termasuk yang disukai siapa saja baik muda maupun tua. Sebagian besar buah apel rasanya manis khususnya yang berwarna merah kekuningan. Ada juga apel yang berwarna hijau dengan rasa yang lebih asam namun menyegarkan.
Kota Malang adalah sumber buah apel yang sangat khas. Buahnya kecil dengan warna hijau kemerahan dengan rasa yang lebih asam dibanding apel hijau import.
Manfaat Buah Apel
- Membangun kekebalan tubuh
- Meredakan gejala asma
- Membantu pencernaan & kesehatan usus
- Antidiare
- Mengontrol diabetes
- Menurunkan resiko terkena penyakit kanker
- Membantu merawat kulit
- Melindungi fungsi jantung
Jadi. kulit dan bagian tengah buah apel yang tidak di makan, jangan dibuang ya sobat. Yuk kita manfaatkan untuk membuat cuka apel.
Cuka Apel
Alih-alih membeli, Bunda lebih sering membuat sendiri dari limbah kulit apel yang buahnya digunakan untuk membuat jus atau dimakan begitu saja.
Cara Membuat Cuka Apel
- 250 gram kulit dan bagian tengah buah apel
- 250 gram gula pasir
- 1 liter air matang
- 1 buah toples KACA kapasitas minimal 1,5 liter (harus lebih besar volumenya dibanding jumlah air)
- Kain kasa/ saputangan untuk menutup wadah
- panci untuk merebus
- Didihkan air di dalam panci lalu masukkan gula, aduk hingga larut, sisihkan. Sama seperti membuat tepache, mendidihkan semua airnya karena akan dikonsumsi.
- Sambil menunggu air mencapai suhu ruang, kita siapkan kupas dan potong apelnya
- Untuk semua proses fermentasi, toples yang dipergunakan wajib berbahan kaca.
- Tuangkan semua air, termasuk larutan gula, kedalam toples lalu masukkan kulit dan potongan tengah buah apel.
- Tutup permukaan/ lubang toples dengan kain kasa / saputangan dan ikat dengan karet / tali. Kain kasa jangan terlalu jarang, agar tidak ada binatang yang masuk, misalnya semut atau lalat buah. Dan jangan juga terlalu rapat agar udara yang mengandung mikroorganisme mudah untuk keluar masuk.
- Diamkan selama 3-4 minggu di tempat yang terhindar dari sinar matahari. jangan lupa sesekali diaduk agar semua bagian apel dapat terfermentasi. Seperti proses fermentasi umumnya, jangan panik bila ada gelembung udara yang muncul dipermukaan.
- Setiap 2 hari sekali lakukan pengadukan pelan-pelan, setelah itu ditutup kembali.
- Biasanya di hari ke 3, aroma manis apel mulai tercium dan cukup menggoda untuk dicicipi. Bila sobat ingin meminumnya, tidak masalah karena memang rasanya pun sudah cukup enak, sama seperti tepache. Namun bila ingin menghasilkan cuka, maka proses dilanjutkan sampai 3-4 minggu
- Setelah melalui proses ini, pisahkan antara ampas dan cairan dengan saringan kain. Ampas apel bisa dimasukkan kedalam composter bin, dan cairan kembali dimasukkan kedalam botol kaca untuk melanjutkan proses fermentasi kedua selama 3-4 minggu berikutnya.
- Pada proses fermentasi kedua, larutan dimasukkan ke dalam botol bertutup, namun menutupnya jangan terlalu rapat mengantisipasi apabila masih ada gas yang dihasilkan.
- Ciri khas cuka apel yang telah siap konsumsi warnya menjadi lebih pekat.
Cara mengkonsumsi Cuka Apel
- Campurkan cuka apel secukupnya dalam air, lalu diminum
- Ada juga yang meminumnya langsung, namun batasi maksiman 2 sdm
- Bahan campuran untuk membuat saus salad / salad dressing
- Mengempukkan daging dengan cara direndamkan minimal 12 jam bersama rempah-rempah yang diinginkan
Bunda sendiri lebih sering menggunakan cuka apel untuk rendaman daging, terutama bila dagingnya akan di panggang atau di tumis. Selain daging menjadi empuk, citarasanya juga makin maknyus.
Ayo sobat tunggu apalagi, segera kita memanfaatkan limbah kulit buah menjadi sesuatu yang bisa berguna.
Masih banyak lagi lho informasi seputar daur ulang isi dapur yang akan Bunda bagi, so pantau terus Meja Dapur blognya Bunda Dina. By. Bunda Dina
Menjaga bumi, memanfaatkan lingkungan dan mendatangkan nilai lebih ya bunda. Saluh sama bunda satu ni
ReplyDeleteDemi anak cucu...
DeleteInformasi skali bunda..
ReplyDeleteJdi pengen eksekusi nih cuka apelnya
Ayo... Mudah, murah dan sehat
DeleteBaru tau tepache Bund, auto praktekin pas beli nanas madu, kulitnya diminta juga :D ehe
ReplyDeleteLebih baik ngupas sendiri mbak... Biar dipastikan kulit nanasnya bersih. Kan hasil fermentasi mau di minum
DeleteWah... terimakasih bun..
ReplyDeleteLengkap sekali penjelasannya. Dari awal sampai akhir. Daging semua ini artikelnya.
Ga cuma info, tapi juga disertai resep pula.
Mantaplah bun.
Barakallah bun 💕
Ternyata mudah ya bun cara buatnya. Cuka apel setelah selesai fermentasi kedua biasanya aman digunakan maupun disimpan lagi untuk berapa lama, bun? -Ami-
ReplyDeleteMenurut coach yg ngajarin, cuka tahan bisa sampai bertahun tahun, seperti wine. Tapi karena Bunda buat gak terlalu banyak dan sering dipakai terutama untuk marinasi daging, jadi gak pernah sampai berbulan-bulan. Habis, buat lagi
Deletejadi malu deh, selama ini kalau menikmati buah, ya udah dibuang aja kulitnya. ternyata manfaatnya sebagus ini. mana buatnya ternyata enggak ribet. terima kasih artikelnya, mbak. bisa banget nih dicoba di rumah
ReplyDelete❤
DeleteDuuuh, Maissy, nggemesin.. hihi...
ReplyDeleteAnak saya senang makan nanas, Bunda. Selama ini, kalau ngupas nanas, sayang rasanya, melihat kulitnya banyak yang terbuang. Ternyata, bisa ikut diolah juga, ya. Harus dicoba ini. Makasih infonya, Bunda Dina ^^
❤
DeleteMenarik banget ini, aku baru tau soal Tepache, ternyata bisa dibikin sendiri dannn bagusnya ngolah dari buah nanas yang sudah jadi limbah juga bisa yaa. Keren
ReplyDeleteIhh keren banget! Aku baru tau tentang Tepache, jadi pengen bikin....
ReplyDeleteAku baru tahu tentang Tepache nih dari blog ini, rasanya pasti segar ya minumannya.. Kalau cuka apel aku suka konsumsi, minum langsung biasanya..
ReplyDelete