WRITING FOR HEALING ala JUNITHA HORNET
Writing For Healing, tiga kata itu membuat aku terpesona ketika berbincang dengan pemilik nama lengkap Junitha Hornet. Seorang full time mother yang mendaulat kegiatan menulis sebagai sebuah terapi, tempat curhat sekaligus menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan disela-sela mengasuh kedua putra-putrinya. Kami bertemu di Blogspedia Coaching for Newbie dan tak diduga ternyata satu grup tantangan menulis 😍.
Full Time Mother
Setiap ibu memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam dalam satu hari. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang itu mengelola waktunya dengan baik. Menurut mantan penyiar radio ini, pekerjaan seorang ibu rumah tangga itu beragam tetapi lucunya seakan tak nampak hasilnya. Sudah dikerjakan tetapi rasanya seperti tak pernah ada kata selesai apalagi jika rumah itu dihuni oleh malaikat-malaikat kecil tak bersayap yang sedang aktif-aktifnya. Memang dilema, tetapi ternyata sangat menyenangkan dan penuh tantangan jika dilakukan tanpa merasa ada beban.
Menjadi seorang istri dan memutuskan menjadi full time mother menurut wanita kelahiran 17 Juni 1982 ini benar-benar membutuhkan kekuatan mental dan juga dukungan dari pasangan. Bila pada saat masih bekerja bisa bertemu dengan banyak teman dan relasi, dimana pergaulan pun terasa lebih luas, lalu berpindah haluan dan memutuskan untuk menghabiskan waktu dan aktifitasnya lebih banyak di dalam rumah, tentulah ini suatu keputusan yang sangat besar dan berani yang selayaknya dipahami bersama dan saling memberi support. Suami harus mengerti bahwa ada perbedaan yang mendasar kegiatan pasangan hidupnya itu setelah menikah.
Junitha dengan semangat menjelaskan bahwa wanita memiliki kemampuan berbicara 20.000 kata per hari, 13.000 kata lebih banyak dibanding pria. Hal ini disebabkan karena wanita memiliki protein foxp2 yaitu protein bahasa lebih banyak dari pria. Bisa dibayangkan jika kemampuan berbicaranya itu tidak disalurkan dengan bijak, ditambah dengan kesibukannya menjadi seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak yang masih kecil yang membutuhkan extra kesabaran, dan jika kemampuan bahasanya tidak dikelola dengan baik, yang muncul adalah stres tingkat tinggi, gampang marah, dan rasa kurang bahagia.
Hmmm … ini menarik, membuat aku ingin tahu lebih lanjut 😀
Menulis untuk keseimbangan jiwa dan raga
Untuk menjaga keseimbangan jiwa dan raganya, Junitha meyakini writing for healing adalah jalannya. Dunia literasi ini adalah salah satu hobi yang sangat disukainya sejak di bangku SMP. Junitha remaja sudah rajin mengisi buku harian atau diary, membuat artikel untuk majalah dinding, cerpen, dan konsep naskah sebagai bahan siaran. Kemudian akhirnya seiring berkembangnya tekhnologi dia meninggalkan buku harian dan beralih ke media sosial. Pada masa itu yang paling terkenal adalah friendster, setelah kemudian muncul beberapa media sosial lainnya seperti facebook dan Instagram. Wanita ini seperti menemukan oase baru dan mulai meninggalkan jejak-jejak tulisan di sana.
Tak salah kalau aku memutuskan mengikuti Instagram Junitha Hornet yang sarat dengan informasi ala ibu muda. Walaupun aku sudah tidak dalam usia sebaya, namun informasi kekinian tetap menjadi santapan yang tak bisa diabaikan.
Junitha Hornet's family
Dari hobi menulis itulah, di sela-sela membersamai tumbuh kembang putra-putrinya, Junitha mulai bergabung dalam komunitas menulis online dan membuat sejumlah buku antologi. Saat ini yang ada di dalam benaknya bukan lagi sekedar menuangkan curhatan semata namun ada keinginan yang sangat besar untuk bisa menebar manfaat melalui karyanya seperti berbicara seputar lifestyle, parenting, story telling, story book, hobi, dll. Menariknya lagi semua itu dilakukan dengan perasaan senang, tanpa beban, dan akhirnya menjadikan blog sebagai rumah kedua untuk menyalurkan hobi.
Mengapa menulis di Blog?
Sempat kutanyakan apa alasannya menulis di blog, dan berikut penuturannya :
- Praktis dalam Menulis dan Menyimpan
Ya… aku setuju sekali!
Blog menjadi salah satu media sangat praktis untuk menulis, menuangkan ide, berbagi artikel dan lain-lain. Dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, hanya dengan gawai digenggaman kita dapat menuangkan ide dari apa yang terlihat dan terasa sesaat.
Layaknya sebuah lemari, blog juga dapat menyimpan koleksi karya sesuai dengan kategori yang sudah disusun, menyimpannya dengan baik tanpa harus takut tulisan tersebut rusak atau hilang begitu saja. Semua tersimpan dengan sangat rapi, dapat di rubah sewaktu-waktu dan bisa dibaca lagi dilain waktu dengan sekali klik.
Semakin bertambahnya usia semangat Junitha menebar manfaat kepada orang lain melalui tulisan semakin besar. Dengan menulis di blog kita dapat berbagi info ataupun pengalaman penting juga tips yang bermanfaat untuk pembaca. Blog menjadi salah satu media yang mudah di akses oleh banyak orang, "Menulis Maka Aku Ada".
Bagaimana cara mengatur waktunya?
Kita semua tahu dong, bagaimana repotnya seorang ibu, apa gak pusing Junitha mengatur waktunya agar bisa menyalurkan hobi yang sudah menjadi passionnya ini?
Menurut wanita cantik ini, setiap orang memiliki golden time masing-masing, dimana biasanya mereka manfaatkan itu untuk me time. Ada yang bersantai dengan minum secangkir kopi, menjelajah dunia maya, blog walking, nonton drakor atau menulis seperti yang Junitha lakukan terutama di malam hari ketika anak-anaknya telah lelap di pelukan malam.
Ibu muda ini pun juga harus pandai mengatur waktu melakukan hobinya senyaman mungkin. Jika merasa capek, lelah, atau ketika anak-anak rewel, dia tidak memaksakan diri untuk menulis tetapi lebih memilih membaca buku di perpustakaan kecilnya. Hal ini mampu menjadi mood booster karena setelah itu dia mendapat pencerahan dan ide pun lancar mengalir.
Pilihan tepat telah dilakukan Junitha untuk serius menekuni dunia literasi dan membuat dan membangun blognya sendiri. Ini semua telah menjadi terapi jiwa, nutrisi otak, dan salah satu sumber kebahagiaan. Disinilah dia menemukan jati diri, dan bisa tetap produktif dari dalam rumah.
Writing for healing, slogan ini semoga menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya, menjadikan menulis salah satu obat untuk para istri dan ibu rumah tangga bisa membagi kisah tanpa harus memendamnya sendiri.
Selamat Junitha Hornet, kamu luar biasa.
Semoga blog Junitha Hornet’s Story bisa menginspirasi banyak ibu muda
Bagi siapapun yang ingin menjadikan artikel ini sebagai referensi, tolong cantumkan link di artikelnya. Mohon tidak untuk copas ya. Terima Kasih
Wuih, mantan penyiar sekarang terjun ke dunia kata-kata. Mantap sekali. Filosofinya kenapa ngeblog juga cakep banget. Hmm, kapan-kapan bisa ditodong sharing tentang public speaking nih :)
ReplyDeleteSetujuuuuuu 👍👍👍...
DeleteAku juga nulis diary hehehee sejak SD tapi isinya aneh hwkakaka. Suka deh writing for healing ini memang saha satu bahkan alasan utamaku ngeblog.
ReplyDeleteGolddn timeku berarti tengah malam hihi
Banyak yang jadi mamak kalong nih... 👍
DeletePenasaran dg suara mantan penyiar radio. Wuih, jago nulis lagi....kutu buku ya MB Junita ini 👍
ReplyDeleteMantap kan?..
DeleteTapi yang lain juga mantap, dengan latarnya masing-masing
Waaow, dri yg biasa cuap2 on air skrg banting setor ke tulisan ya mba Junitha ini..pasti rame nih klo misal kumpul bareng ya Bun..
ReplyDeleteJangaaannn.. Bahaya kalau kumpul.. Bisa gak bubar-bubar
DeleteTuh kan, penyiar Radio masih punya komitmen ngeblog juga, kereen.. blm lagi yang bikin menarik seiring bertambahnya usia semangat untuk menebar manfaat semakin besar. Uh Mantap dah..
ReplyDelete❤
Deletewanita tu kebanyakan pasti menulis diary ya.. aku juga nih jaman sekolah punya note lucu" khusus untuk diary.. Diary for self healing juga nih..xixii
ReplyDeleteternyata banyak sekali yak yang menjadikan writing to healing ini. ini salah satunya.... termasuk saya juga sih hihi
ReplyDeleteMembahagiakan diri sendiri itu penting...
DeleteAku selalu kagum sama penyiar radio. Nggak pernah kehabisan bahasan saat ngobrol plus suaranya renyah. Apalagi jadi blogger, pasti tulisannya mengalir enak dibaca. Ah sukses selalu kak ;) ibu rumah tangga yg menginspirasi
ReplyDeleteAyo kita duduk manis, menyimak
DeleteYeay! Baca lagi postingannya bunda...
ReplyDeleteMbak Junita Hornet dari namanya aja udah unik, ditambah lagi ex. penyiar radio.
Sukses buat bunda dan mbak Junita ☆
Alhamdulillah... Makasih
DeleteZaman friendster aku belum lahir didunia internet kayaknya wkwk.. Kebiasaan nulis di medsos jadi kebawa didnia blogging yaa, emang kalau udah nyaman ya gitu, susah move on nya.. Sukses kak Junita.
ReplyDeleteSipppp...
DeleteKeren banget pernah jadi penyiar radio, jadi melayang ke drakor yang lg di tonton hihi
ReplyDeletePenyiar...
DeleteDrakor...
Ah... Musti duduk depan layar kayaknya...
Aku kok merasa senasib sama mbak Junita. Rasanya pekerjaan rumah itu kayak duit alias datang dan pergi berulang2. Alhamdulillah di sela2 itu semua masih sempat ngeblog ya Bun.
ReplyDeleteNikmati masa masa rempong, sebelum masa masa sepi itu datang. Kamu akan merindukannya
DeleteBunda sdh melaluinya...
Talenta yang luar biasa, selain ex penyiar radio yang pastinya jago cuap cuap, tapi juga jago juga di dunia tulis, jarang orang punya
ReplyDeleteSukses terus buat Mba Junita dan Bunda Dina
Alhamdulillah.. Terima kasih.
DeleteTetaplah berkarya
Setuju banget kalau menulis itu bisa buat healing.. Kereen nih Kak Junitha
ReplyDeleteAyo harus bisa ikutan keren Mbak Nurita....
DeleteLagi ngebayangin Kak Junitha sedang siaran radio, dan cupuers saling kirim salam. Kayaknya bakal rame dan seru. Berhubung udah purna dari penyiar radio berarti ramein blog nya aja.
ReplyDeleteKita tunggu sama sama karya Mbak Junitha yaa...
DeleteWah sepertinya saya butuh bimbingan mb Junitha nih, Bunda. Biar tetep waras hehe
ReplyDeleteSaya suka dengan tulisan Bunda, bahasanya keibuan tapi tidak kaku. Seperti ngbrol santai dengan senior aja gitu bacanya. Semangat Bunda..
Alhamdulillah...
DeleteKita sama sama harus terus belajar
Wah terima kasih Bunda, Bunda Dina juga Mod Boster juga loh buat saya, di usianya yang sudah tidak muda tapi memiliki jiwa yang sangaaaat muda, masih semangat menebar manfaat dan kebaikan melalui tulisan, asik buat ngobrol kayaknya Bunda DIna ini penyayang banget, dari kemaren di telephonin rasanya kaya di telephonin mamahku sendiri pas lagu curhat, luv u full deh Bunda, sangat menginspirasi dan asik. wah panjang bgt niiiih comentnya. Buat teman2 semua makasih juga yaaah
ReplyDeleteMakasih Junitha.. Bunda juga seneng pas denger suara empuknya...
DeleteKita sama sama belajar... Terus berkarya...
Wah bisa belajar public speaking dari kak junita nih. Keren banget dari penyiar radio jadi seorang blogger.. keren, mantap kak junita
ReplyDeleteAyo kita daftar.. Bunda ikutan... Hehe
Deleteemang beragam banget ya latar belakang blogger blogger di coaching ini. semoga bisa belajar banyak dari semua peserta
ReplyDeleteAlhamdulillah... Sama sama belajar
DeleteMasya Allah narasinya Bunda Dina ngalir kayak diceritain secara langsung tentang Kak Junitha :D Btw saya pernah lihat postingan beliau tentang voice over, hmmm suaranya alusss pisaaaannnn.. :D
ReplyDeleteTetep semangat dan sukses terus ya Bunda Dina dan Kak Junitha :D
Terima kasih sudah mampir. Alhamdulillah. Terap berkarya yaa...
DeleteAku selalu salut dengan seoragnistri yang memutuskan menjadi full timer ... Yang ceritain sama yang diceritain sama-sam keren.
ReplyDeleteKisah orang lain kadang bisa menambah wawasan... Semangat untuk berkarya
Delete